Kapasitor

Fungsi kapasitor adalah menyimpan listrik atau energy listrik untuk sementara. Kapasitor juga berfungsi sebagai panyaring atau filter, yaitu melewatkan arus AC dan menahan arus DC.

Satuan yang digunakan untuk kapasitor adalah farad (F). namun nilai kapasitor biasanya sangat kecil sehingga sering digunakan satuan microfarad (µF), pikofarad (pF) dan nanofarad (nF).
Pada kapasitor tertentu nilai kapasitor ditulis dengan kode. Kode angka yang tertulis pada kapasitor merupakan angka yang menunjukan nilainya. Angka pertama dan kedua merupakan angka sebenarnya dan angka ketiga adalah jumlah nolnya dengan satuan pikofarad (pF).
Contoh :
Bila kodenya adalah [103], berarti 10 x 103, or 10,000pF = 10 nanofarad( nF ) = 0.01 mikrofarad( µF ).
Bila kodenya tertulis [224], maka 22 x 104 = or 220,000pF = 220nF = 0.22µF.
Bila nilainya dibawah 100pF maka hanya akan tertulis 2 angka kode, misalnya tertulis 47 maka nilainya adalah 47pF
Bila di berikan arus DC pada kapasitor maka arus tersebut akan mengisi kapasitor tersebut dan arus akan berhenti saat kapasitor tersebut penuh.
Misalnya anda sebuah kapasitor elektrolit 10 mikrofarad (µF), bila anda menghubungkannya dengan sebuah avo meter yang disetel di 1K (mengukur hambatannya), maka jarum akan naik untuk sesaat dan kemudian turun perlahan-lahan. Ini menunjukan arus yang mengalir semakin kecil karena kapasitor tersebut menjadi penuh sehingga hambatannya menjadi besar. Itulah mengapa kapasitor menahan arus searah (DC).
Jenis-jenis kapasitor
Ada banyak jenis kapasitor, namun yang akan di ulas disini hanya beberapa yang menurut saya paling penting dan sering dipakai.
1. kapasitor elektrolit

Salah satu ciri kapasitor elektrolit adalah kapasitor ini memiliki polaritas positif dan negatif, oleh karenanya sangat penting memperhatikan polaritasnya pada saat pemasangannya pada rangkaian, jangan sampai terbalik, kaki negatifnya adalah yang terdekat dengan tanda garis pada bodi kapasitor atau yang ditunjukan tanda panah (lihat gambar) .

Kapasitor ini juga memiliki tegangan kerja yang tertulis pada bodynya. Nilai kapasitor ini sektar 1µF sampai ribuan µF. dilhat dari nlainya, kapasitor ini biasanya digunakan untuk filter tegangan pada rangkaian power suplai atau bekerja pada frekuensi rendah.
2. Kapasitor keramik

Ciri kapasitor keramik adalah berbentuk bulat pipih seperti cakram dan biasanya mempunyai kapasitas yang kecil.
Kapasitor keramik ini tidak memiliki polaritas sehingga tidak ada istilah terbalik dalam pemasangannya.
3. Kapasitor mika
Kapasitor mika ini menggunakan mika sebagai bahan pembuatannya. Kapasitor ini kadang digunakan sebagai bagian suatu rangkaian tegangan tinggi (hingga 500volt) dan memiliki kapasitas yang kecil.
Seperti kapasitor keramik, Kapasitor ini juga tidak memiliki polaritas atau kutub.
4. Kapasitor film (Polyester Film Capacitors)

Polister film adalah bahan yang digunakan untuk pembuatan kapasitor ini.

Kapasitor ini memiliki toleransi yang kecil sekitar ±5% sampai ±10% dan juga tidak memiliki kutub.
5. Kapasitor tantalum

Kapasitor tantalum adalah kapasitor elektrolit yang mengguanakan material tantalum sebagai elektrodanya. Kapasitor ini memmiliki kutub atau polaritas, biasanya kutub positifnya diberi tanda” +”.

Kapasitor ini lebih mahal dibanding kapasitor elektrolit biasa, ini karena kapasitor ini sangat stabil sehingga sering digunakan pada rangkaian yang memerlukan stabilitas nilai kapasitor yang baik.
6. Kapasitor variabel

Kapasitor variabel adalah kapasitor yang nilai dapat diatur atau diuabah-ubah. Cara mengubah nilai kapasitor ini biasanya diputar langsung atau menggunakan obeng. Bahannya juga bermacam-macam seperti keramik, mika, film dan lain-lain. Biasanya kapasitor ini digunakan untuk pengaturan frekuensi.


Masih banyak jenis kapasitor lainnya, tapi yang paling sering digunakan adalah yang telah dibahas diatas.

Rangkaian Kapasitor
Kapasitor memiliki ragkaian seri dan pararel yang mana perhitungannya sebagai berikut :
1. Rangkaian seri kapasitor

rumusnya adalah

2. Rangkaian pararel kapasitor

rumusnya adalah

hobi elektronika

Post a Comment

Previous Post Next Post